Wednesday 19 September 2012

batu ginjal | krisis kolik ginjal


<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>batu ginjal krisis kolik ginjal | cara mengobati batu ginjal krisis kolik ginjal| gejala batu ginjal | pencegahan batu ginjal krisis kolik ginjal


















batu ginjal | krisis kolik ginjal



Batu ginjal disebabkan oleh penggumpalan kristal mineral dan garam di dalam ginjal atau saluran kencing. Besarnya batu ginjal bervariasi, dari hanya sebesar butiran pasir sampai sebesar bola golf. Pada kebanyakan kasus, batu ginjal tidak menimbulkan gejala karena ukurannya kecil sehingga dapat terbuang sendiri melalui air seni tanpa kita sadari.
Namun, kadang-kadang bila ukurannya besar mereka dapat tersangkut di saluran kencing sehingga menimbulkan sakit luar biasa yang disebut kolik. Dalam kasus lain, batu ginjal terus menetap dan perlahan-lahan membesar di dalam ginjal sehingga menyebabkan kerusakan permanen. Karena alasan tersebut, penting sekali untuk mencegah timbulnya batu ginjal.
A. Penyebab
Batu ginjal terutama disebabkan oleh kristalisasi kalsium oksalat (sejenis garam pada beberapa makanan) atau, yang lebih jarang, asam urat (limbah penguraian protein dalam tubuh). Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung kalsium oksalat atau asam urat berisiko menimbulkan batu ginjal. Kurang mengkonsumsi cairan juga dapat menjadi penyebab. Bila kita kurang minum, air seni menjadi lebih kental sehingga memudahkan kristalisasi garam dan mineral. Kelainan metabolisme tertentu juga dapat membuat tubuh lebih mudah memproduksi batu ginjal.
Batu ginjal sering terulang pembentukannya, terutama bila faktor-faktor seperti pola makan dan pola minum seseorang tidak berubah. Pria dua kali lebih sering terkena dibandingkan wanita dan risikonya terus meningkat seiring usia. Gejala batu ginjal dirasakan 12% pria dan 5% wanita berumur 70 tahun.
Krisis kolik ginjal
Ketika batu ginjal tersangkut, terjadi situasi yang disebut krisis kolik ginjal. Ini adalah kedaruratan medis yang memerlukan tindakan segera untuk menghilangkan sakit dan mencegah komplikasi yang terkait (pendarahan, infeksi ginjal, dll).
B. Gejala krisis kolik ginjal adalah:
sakit yang sangat menyengat dan tajam di ginjal (di bawah tulang rusuk belakang) yang menjalar hingga ke perut, kelamin dan paha. Rasa sakit bisa berlangsung beberapa menit atau jam yang diselingi periode nyaman, rasa mual dan muntah, demam atau menggigil, buang air tidak lancar, hanya sedikit-sedikit yang keluar.
Hal ini disebabkan oleh sumbatan batu ginjal dalam aliran air seni, ada darah dalam air seni
Bila Anda terkena krisis kolik ginjal, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter. Langkah terbaik biasanya adalah langsung ke bagian gawat darurat rumah sakit di mana tersedia peralatan yang lengkap untuk menangani krisis Anda. Anda akan mendapatkan penghilang nyeri yang disuntikkan agar rasa sakit Anda segera hilang. Dokter kemudian akan memeriksa keberadaan batu ginjal dengan pemeriksaan sampel darah dan urin serta ultrasound, CT Scan atau rontgen. Pemeriksaan ini membantu dokter menentukan tindakan apa yang sebaiknya diambil.
Jika batu ginjal cukup besar dan tidak dapat dikeluarkan melalui saluran kemih, Anda mungkin harus menjalani litotripsi atau operasi untuk menghilangkannya. Litotripsi menggunakan gelombang kejut atau laser untuk memecah batu ginjal tanpa pembedahan. Operasi yang disebut perkutaneus nefrolipotomidilakukan bila batu ginjal terlalu besar atau berada di tempat yang tidak memungkinkan pemecahan dengan litotripsi.
C. Pencegahan
1. Minumlah air yang cukup. Minumlah setidaknya 2 liter air sehari atau satu gelas setiap jamnya (lebih banyak bila cuaca panas atau Anda banyak beraktivitas fisik). Dengan meminum banyak air, urin Anda bertambah sehingga mengurangi konsentrasi garam dan mineral.
2. Minumlah sepanjang hari. Bila Anda minum hanya di pagi hari, air tersebut akan dibuang melalui kencing dalam dua jam berikutnya sehingga konsentrasi garam dan mineral di siang hari meningkat. Anda harus membiasakan minum lebih sering.
3. Pilih makanan yang kaya vitamin A. Asupan vitamin A sebesar 5000 IU per hari (setara 60 gramwortel) menyehatkan fungsi sistem urin dan mencegah pembentukan batu ginjal. Makanan yang kaya vitamin A adalah brokoli, melon, ikan, dan hati. Namun, berhati-hatilah jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan bervitamin A dari sumber hewani, karena kelebihan vitamin A justru menyebabkan masalah kesehatan lain.
4. Kurangi garam dalam makanan. Dengan mengurangi garam, Anda mengurangi kadar kalsium dalam urin.
5. Jangan berlebihan mengkonsumsi susu dan produk susu (keju, yogurt, es krim, dll) berkalsium tinggi. Kelebihan kalsium akan dibuang oleh tubuh melalui urin sehingga meningkatkan risiko batu ginjal.
6. Jangan berlebihan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium oksalat tinggiseperti cokelat, kacang, bayam, anggur, dll.
7. Jangan berlebihan mengkonsumsi vitamin C dan D karena dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat. Konsumsi 3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap hari sudah memenuhi kebutuhan sebagian besar orang.
8. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung magnesium dan vitamin B6karena dapat mengurangi kadar kalsium oksalat dalam air seni.
9. Kembangkan pola hidup aktif. Kalsium adalah unsur pembentuk tulang. Dengan hidup aktif, Anda membantu pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup kurang gerak mendukung kalsium untuk beredar dalam darah dan berisiko menjadi kristal.
10. Kurangi peredaran asam urat. Semua hal yang dapat mencegah asam urat juga mencegah pembentukan batu ginjal.

hematuria


<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>cara mengobati hematuria | gejala hematuria | pencegah hematuria | pengobatan hematuria


















Hematuria



Cara mengatasi penyakit hematuria – Urin berdarah atau hematuria adalah suatu penyakit yang terjadi karena adanya kebocoron ginjal sehingga sel-sel darah itu bercampur dengan urin.
B. Penyebab penyakit hematuria
Kebocoran pada ginjal dapat disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya infeksi saluran kemih karena terlalu kuat pada saat buang air kecil, infeksi ginjal, menderita batu ginjal, pembesaran prostad, sakit ginjal atau bekerja yang terlalu keras.
Ada beberapa faktor lain yang menyebakan seseorang berpotensi memilki sel darah merah dalam urin. Tingkat usia mempengaruhi melebarnya prostad sehingga Orang dewasa diatas 50 tahun beresiko lebih besar. Faktor keturunan sejauh ini juga ditenggarai sebagai salah satu faktor penyebanya. Secara tidak sadar hubungan seks berpeluang menimbulkan infeksi saluran kemih, tidak terkecuali wanita ataupun laki-laki. Bekerja terlalu keras juga rentan terhadap penyakit urin berdarah.
C. Gejala penyakit hematuria
Bercampurnya darah dalam urin ada yang bisa dilihat secara kasat mata, adapula yang membutuhkan mikroskopis hematuria (di bawah mikroskop). Tanda yang terlihat yaitu urin berwarna merah muda, merah ataupun berwarna cola. Ada sel-sel darah yang ikut keluar melalui urin dan berpotensi menimbulkan sakit.
D. Cara mengatasi penyakit hematuria
Pengobatan secara medis akan lebih efektif bila masalahnya cukup parah. Biasanya diberikan obat-obatan seperti aspirin dan non-steroid anti inflamasi yang dapat menghilangkan rasa sakit. Hindari obat antibiotik seperti penisilin yang berisiko meningkatkan pendarahan pada saluran kencing.
E. Cara mencegah penyakit hematuria
Pencegahan sesuai dengan masalah yang di derita dapat mmbantu proses penyembuhan. Namun ada baiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui lebih jelas apakah menderita kencing berdarah atau tidak dan apa saja penyebabnya.
Jika Cara mengatasi penyakit hematuria sudah dilakukan seperti di atas tidak ada kemajuan atau sering kambuh lagi, pergilah ke dokter untuk berkonsultasi

Tuesday 18 September 2012

nefritis



<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>nefritis | penyebab nefritis | cara pencegahan nefritis gejala nefritis



















Nefritis


Nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi karena infeksi bakteri penyakit pada nefron atau kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri streptococcus.
B. a. Penyebab penyakit nefritis ini adalah karena Bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa darah ke ginjal. Karena infeksi ini nefron mengalami peradangan sehingga protein dan sel – sel darah yang masuk bersama urine primer tidak dapat disaring dan keluar bersama urine. Selain itu, nefritis dapat menyebabkan uremia, yaitu ureum yang masuk dalam darah melebihi kadar normal.
Terdapatnya ureum di dalam darah dapat menyebabkan penyerapan air terganggu, selanjutnya air akan menumpuk di kaki atau organ tubuh yang lain.
b. Penyebab penyakit nefritis adalah karena suatu reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal. Suatu reaksi kekebalan yang abnormal bisa terjadi melalui 2 cara:
1. Suatu antibodi dapat menyerang ginjalnya sendiri atau suatu antigen (zat yang merangsang reaksi kekebalan) menempel pada ginjal
2. Antigen dan antibodi bergabung di bagian tubuh yang lain dan kemudian menempel pada sel-sel di dalam ginjal.
C. a. Gejala yang terjadi pada penyakit nefritis adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di dalam air kemih) dan kerusakan fungsi hati, yang tergantung kepada jenis, lokasi dan beratnya reaksi kekebalan.
b. Gejala yang sering terjadi pada penderita nefritis seperti dibawah ini:
perasaan lemah, mudah lelah, kurang bergairah, mual, muntah,tidak nafsu makan,kurang atau malah sering buang air kecil, urin berbusa.

D.Cara mencegah nefritis atau mengobatinya
Untuk mengobati penyakit nefritis tergantung pada tingkat keparahan penyakit, penyebab, serta gejala.
Cara mencegah nefritis dapat dengan cara mengatur pola hidup sehat, mengurangi mengkonsumsi kopi, alkohol dan rokok serta memperbanyak minum air putih.

glukosaria


<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>glukosaria | penyebab glikosaria | pencegahan glukosaria




















Glukosaria

. Glukosuria adalah dimana terdapatnya glukosa/gula dalam jumlah yang berlebih dalam urine. Glukosuria sebenarnya bukan merupakan suatu jenis penyakit, melainkan merupakan suatu gejala yang disebabkan karena adanya peningkatan glukosa dalam darah, seperti pada pasien diabetes melitus.
Sakit glukosuria ini biasanya terjadi pada penderita yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus. Meningkatnya kadar glukosa dalam darah pada penderita diabetes melitus, disebabkan oleh adanya gangguan pada sel-sel beta pankreas yang mensekresikan hormon insulin.
Dalam keadaan normal, glukosa difasilitasi oleh hormon insulin menuju sel target, yaitu sel otot, dan jaringan tubuh yang lain. Gangguan pada sel beta pankreas dapat menyebabkan terjadinya defesiensi insulin atau kekurangan insulin sehingga terjadi kondisi peningkatan glukosa dalam darah. Meningkatnya glukosa dalam darah akan memberi beban bagi tubulus ginjal dalam absorbsi glukosa, sehingga tidak semuanya glukosa diserap ada sebagian yang dikeluarkan bersama urine atau di sebut sebagai glukosuria
B. Penyebab penyakit glukosuria – Sakit Glukosuria atau biasa di sebut penyakit gula atau kencing manis ditandai dengan Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin.Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
Penyebab penyakit glukosuria ada beberapa macam :
 Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula
 Kurang mengkonsumsi garam
C. Gejala penyakit glukosuria seperti :
 Sering haus
 Banyak mengeluarkan air seni
 Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
 Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.
D. Cara mengobati glukosuria – Ada beberapa cara sebagai pengobatan yang mudah penyakit glukosuria, yaitu dengan :
 Mengurangi makanan yang mengandung gula yang kadarnya tinggi
 Mengkonsumsi buah-buahan
 Obat-obatan yang fungsinya untuk memacu pengeluaran inslin
 meningkatan sensifitas insulin.

penyebaab pencegah dan pengobatan penyakit gagal ginjal



<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>gejala penyebaab pencegah dan pengobatan penyakit gagal ginjal | penyebaab pencegah dan pengobatan penyakit gagal ginjal




















(1) Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin.Penyakit ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

A. Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. diantaranya :
(Hypertension)
(Diabetes Mellitus)
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.

B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

E. Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodic, pola makan dan minum harus tetap terjaga dan harus tetap seimbang.

Saturday 15 September 2012

fungsi hati


<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>funsi hati | fungsi hati manusia


















fungsi hati manusia


Setiap manusia mempunyai hati, biasanya teman-teman mengenal hati yang berarti perasaan, contoh: baik hati, Berhati mulia dan lainnya. Tapi kali ini kita bicara tentang hati sebagai organ tubuh manusia sob. Kali ini kita akan bicara tentang fungsi hati bagi tubuh kita dalam sistem pencernaan atau metbolisme.
Hati termasuk organ ekskresi, karena hati menghasilkan empedu yang mengandung zat sisa hasil perombakan sel darah merah.

Hati adalah organ terbesar yang terletak dalam tubuh yang terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawah diafragma berwarna merah tua dan beratnya bisa mencapai dua kilogram.

Hati terbagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dilengkapi saluran empedu yang terhubung ke kantung empedu dan usus due belas jari.

Fungsi Hati

Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di dalam hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Mari kita lihat beberapa fungsi hati berikut:

Manghasilka empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah. Fungsi empedu sebagai pengemulsi lemak.
Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit.
Mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya sebagai cadangan gula, serta mengatur kadar gula dalam darah.
Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
Tempat untuk mengubah provitamin A menjadi vitamin A
Tempat pembentukan protrombin dan fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah.

sistem ekskresi yang terjadi pada ginjal manusia


<data:blog.title/>

<data:blog.pageName/>sistem ekskresi yang terjadi pada ginjal manusia


















sistem eksresi yang terjadi pada ginjal manusia




Ginjal adalah salah satu organ pengeluaran (ekskresi) yang dimiliki oleh manusia. Ginjal manusia jumlahnya sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ginjal terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: korteks (bagian luar), medulla (sumsum ginjal), dan pelvis renalis (rongga ginjal). Korteks mengandung kurang lebih 100 juta nefron sehingga permukaan kapilernya luas dan dengan demikian menambah kapasitas perembesan zat buangan.
Setiap nefron terdiri dari badan malpighi dan tubulus (saluran) yang panjang. Dalam badan malpighi terdapat kapsul Bowman yang berupa selaput sel pipih berbentuk mangkuk. Dalam kapsul Bowman terdapat glomerulus yang berupa jalinan kapiler arterial. Tubulus yang dekat dengan badan malpighi dinamakan tubulus kontortus proksimal.

Pada dinding sel tubulus kontortus proksimal terdapat banyak mitokondria. Selain itu, juga terdapat tubulus kontortus distal. Proses-proses yang terjadi di dalam ginjal adalah filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi.
1. Filtrasi (Penyaringan) di Dalam Ginjal
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus yang di dalamnya terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori. Selain terjadi penyaringan, pada glomerulus juga terjadi pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Hasil filtrasi tersebut adalah berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang masih mengandung zat-zat yang berguna, yaitu asam amino, glukosa, natrium dan kalium.
2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali) Urin
Sekitar 99 persen volume dari filtrat glomerulus akan diserap kembali, sedang sisa volume akan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai urin. Penyerapan kembali tersebut terjadi pada tubulus kontortus proksimal. Sedang pada tubulus kontortus distal terjadi penambahan urea dan zat-zat sisa.
Zat-zat yang masih berguna misalnya asam amino dan glukosa dikembalikan ke dalam darah, sedang kelebihan garam dan sisa-sisa metabolisme yang lain dikeluarkan bersama urin. Reabsorbsi gula dan asam amino berlangsung secara difusi, sedangkan reabsorbsi air terjadi secara osmosis.
Setelah terjadi reabsorbsi, tubulus menghasilkan urin sekunder. Dalam urin sekunder tidak lagi terdapat zat-zat yang berguna, sebaliknya kadar zat-zat yang bersifat racun jauh lebih pekat dibanding pada urin primer.
3. Augmentasi Pada Ginjal Manusia
Augmentasi adalah proses penambahan urea dan zat-zat sisa sehingga akhirnya diperoleh urin dengan komposisi 90% air, 2.5% urea, 1.5% garam dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin. Proses augmentasi terjadi pada tubulus kontortus distal.
Banyak sedikitnya urin yang dihasilkan dalam proses ekskresi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1. Hormon Anti Diuretik (ADH)
Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air kencing (urin) adalah hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis posterior. Jika tubuh menghasilkan banyak ADH maka penyerapan air pada tubulus juga banyak, sehingga volume urin sedikit dan dalam kondisi pekat.
Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah sedikit maka penyerapan air juga sedikit sehingga ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak dan kondisinya encer. Jika kelenjar hipofisis tidak berfungsi sehingga tidak bisa menghasilkan ADH, maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus.
2. Jumlah air yang diminum
Semakin banyak volume air yang diminum, maka urin yang dihasilkan juga semakin banyak. Disarankan agar setiap hari kita minum air putih minuman 6 gelas. Konsumsi air putih bisa membersihkan racun-racun tubuh yang masuk ke dalam ginjal dan memberi manfaat menjaga kelembaban pada kulit.
3. Saraf ginjal
Rangsangan pada saraf ginjal akan mengakibatkan penyempitan duktus eferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang dan mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif. Kondisi demikian mengakibatkan volume urin yang dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu juga sebaliknya.
4. Jumlah hormon insulin
Jika hormon insulin jumlahnya sedikit, misalnya pada penderita diabetes melitus, maka kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Hal ini akan mengganggu proses penyerapan kembali air sehingga orang tersebut akan lebih banyak mengeluarkan urin.
Proses produksi urin akan terganggu bila seseorang menderita salah satu penyakit akibat kelainan fungsi ginjal. Penyakit kelainan ginjal yang sering terjadi pada manusia antara lain: nefritis, diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, albuminuria, dan batu ginjal. Semoga informasi kesehatan ini bisa berguna untuk Anda.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India